Berita NU-Ustad Yusuf Mansur menyampaikan pada acara Penguatan Kelembagaan dan Penguatan Kapasitas Pengurus NU Se DKI Jakarta” yang diselenggarakan oleh PW RMI NU DKI bahwa kita patut bangga sebagai penghafal, pembaca dan pengajar Al-Qur’an. Karena ilmu tersebut yang menjadikan kita berbeda dalam hidup. Kemampuan tersebut merupakan hal mendasar yang dapat memberikan kesadaran untuk selalu peka terhadap keaadaan sosial.
Hal terdekat yang kian terjadi disekitar kita adalah banyak dari masyarakat yang selama hidupnya hanya menjadi pembeli dalam kegiatan ekonomi. Misal perempuan yang sedari kecil dilatih untuk dapat berbelanja, sehingga setelah besar dan tua tetap menjadi konsumen. Padahal, banyak sekali fenomena sosial yang dapat kita perhatikan terutama kaitannya dengan kegiatan ekonomi.
“Pernahkah kita berfikir setelah sekian ribu kali pulang pergi ke rumah makan nasi Padang, untuk bisa menjadi pemasok bahan makanan?” Ujarnya.
Beliau juga mencontohkan melalui pengalaman pribadinya mengamati keaadaan sosial semasa kuliah untuk dapat memanfaatkan kemampuan diri. Banyak dari teman-teman semasa beliau kuliah yang tidak dapat mengaji, sehingga Ust Yusuf Mansur menjadi pengajar Al-Qur’an. Hal ini merupakan bentuk realisasi beliau dalam mengamati lingkungan sekitar.
Dari uraian tersebut kita sebagai manusia seyogyanya dapat mengamati berbagai hal dalam kehidupan baik dari segi lingkungan dan ekonomi. Sehingga kemanfaatan dari bentuk pengamatan lingkungan tersebut dapat berimbas pada kesejahteraan ekonomi dan terjaganya lingkungan sekitar.
Kaitannya dengan keaadaan lingkungan DKI Jakarta yang saat ini semakin parah ditandai dengan berbagai fenomena seperti banyak pohon yang telah ditebang, tidak adanya capung dll. Menjadi tanggung jawab kita bersama untuk dapat mengamati dan memikirkan solusi apa yang seharusnya kita lakukan sebagai manusia yang didasari dengan bentuk keimanan kepada Allah SWT.
Author: Abdurrohman Mubarok
Editor: Wiwit Musaadah