Majelis Wakil Cabang (MWC) Nahdlatul Ulama (NU) Gambir menggelar kegiatan ziarah ke makam para Walisongo, Sabtu–Minggu (11–12/10/2025). Rombongan menziarahi sejumlah makam di Jawa Tengah, yaitu Makam Syekh Abdullah Mudzakir di Demak, Raden Fatah di kompleks Masjid Agung Demak, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, serta Syekh Mbah Sholeh Darat.
Ketua MWC NU Gambir, Kiai Sumaji, menjelaskan bahwa kegiatan ziarah kali ini merupakan yang ketiga kalinya digelar di luar provinsi. Sebelumnya, ziarah dilakukan ke Cirebon dan Banten, dan tahun ini ke Jawa Tengah. Ia berharap tahun depan rombongan dapat melanjutkan ziarah ke Jawa Timur.
“Sudah tiga tahun ini kita ziarah yang jauh-jauh, In syaa Allah semoga ada umur panjang, sehat semua tahun depan kita ke Jawa Timur,” ujarnya.
Kiai Sumaji menjelaskan bahwa pemilihan sejumlah destinasi ziarah memiliki tujuan khusus, salah satunya untuk mengenalkan keistimewaan para ulama dan wali. Ia mencontohkan makam Syekh Abdullah Mudzakir di Demak yang dikenal tetap terapung meski kawasan sekitarnya telah tenggelam menjadi lautan.
“Kita ingin menunjukkan tempat orang-orang soleh, seperti Syekh Abdullah Mudzakir meskipun kampungnya tenggelam, tetapi makamnya tidak,” jelas kiai Sumaji.
Ia menambahkan, makam Syekh Sholeh Darat juga menjadi salah satu tujuan ziarah rombongan. Menurutnya, Syekh Sholeh Darat merupakan ulama besar yang melahirkan banyak murid berpengaruh, salah satunya Raden Ajeng Kartini. Melalui kegiatan ziarah ini, ia berharap para peserta dapat meneladani perjuangan dan kiprah para ulama terdahulu.
“Mereka adalah tokoh-tokoh besar di Indonesia yang telah banyak memberikan dedikasi untuk umat. Semoga kita dapat menyambung sanad keilmuan dan keteladanan kepada beliau-beliau,” jelas Kiai Sumaji.
Lebih lanjut, Kiai Sumaji menjelaskan bahwa kegiatan ziarah ini merupakan bagian dari program kerja MWC NU Gambir yang bertujuan mempererat silaturahmi sekaligus mengenalkan eksistensi NU kepada masyarakat luas. Ia berharap melalui kegiatan tersebut,
semangat syiar dan kiprah organisasi semakin dikenal dan dirasakan manfaatnya. “Tujuan utamanya satu, untuk syiar dan masyarakat umum tahu bahwa NU benar-benar ada,” pungkasnya.
Pewarta : Nurul Milah